24 Sep 2025, 16:47
Program Studi Astronomi ITB menyelenggarakan Kolokium Astronomi bertajuk “Ekspedisi ITB ke Pulau Sabu 2025” pada Jumat, 19 September 2025 di Ruang Seminar Astronomi, Gedung CAS ITB. Kegiatan ini menghadirkan dosen dan mahasiswa yang terlibat langsung dalam ekspedisi sebagai pembicara.
Salah satu topik utama adalah potensi astrowisata Pulau Sabu. Dr. Chatief Kunjaya menekankan bahwa langit malam Sabu yang masih bersih dari polusi cahaya memiliki daya tarik besar untuk dijadikan destinasi wisata berbasis astronomi. Ia menambahkan, dukungan masyarakat melalui inisiatif seperti homestay dapat melengkapi pengalaman wisatawan, namun esensi utama tetap pada kekuatan astrowisata itu sendiri.
Konsep astrowisata ini ditambah oleh Surya Novrian, S.Si., yang memperkenalkan ide Starfishing — wisata kreatif yang memadukan pengalaman bahari dengan pengamatan bintang. Gagasan ini menunjukkan bagaimana astronomi dapat terintegrasi dengan ekowisata untuk menciptakan daya tarik unik di Pulau Sabu. Dalam pengembangannya, Surya mendapat dukungan dari Naufal F. N., S.Si. yang ikut mendalami aspek risetnya.
Selain potensi wisata, sektor ekonomi lokal juga menjadi sorotan. Freshty Yulia A., S.Pi., M.Si. membahas bagaimana rumput laut menjadi tumpuan ekonomi masyarakat pesisir, terutama dengan keterlibatan besar perempuan. Dr. Grandprix T. M. K. menyoroti gula Sabu dari pohon lontar sebagai produk khas bernilai tinggi, sementara Zadrach L. Dupe, M.Si. memberi tambahan perspektif sosial terkait pemberdayaan masyarakat. Dari sisi internasional, A. Flinkerbusch, M.Eng. membagikan pengalamannya menulis artikel tentang ekspedisi Sabu di sebuah majalah Belanda sebagai upaya memperkenalkan potensi daerah ke dunia luar.
Tak ketinggalan, Regina I. Syalaisha, S.Si. mengangkat sisi kebudayaan dan astronomi tradisional Pulau Sabu. Ia menekankan bahwa pengetahuan masyarakat tentang langit tidak hanya berfungsi praktis untuk menentukan musim, tetapi juga menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya mereka.
Kolokium ini memperlihatkan betapa Pulau Sabu menyimpan banyak lapisan potensi: mulai dari komoditas lokal hingga gagasan astrowisata yang memadukan astronomi, bahari, dan budaya. Sinergi antara riset, inovasi, dan pengabdian masyarakat diharapkan dapat menjadikan Sabu sebagai contoh pengembangan daerah berbasis ilmu dan kearifan lokal. [VS]